Ini novel pertama yang aku buat. Jadi tanggal 21 Desember 2012. Baru aku posting setelah seorang teman bercerita dia sudah baca postinganku yang me and my name. hahahaha. Yasudah aku posting semuanya ya full novel amatirannya. Ini dulu loh. Sekarang sudah banyak berubah sekali. Tapi untuk menjaga orisinal. Aku gak edit sedikitpun lho!
I. me and my name
Hey, namaku Shinta. Lengkapnya Shinta Wulan Anggraeni, sebuah nama yang membanggakan yang diberikan oleh kedua orangtua yang aku cintai. Di taman kanak-kanak aku dipanggil Wulan. Ya, itu dari nama panjangku yang kedua.
Aku masih sangat mengingat ketika pertama kali aku mendaftarkan diri pada sebuah taman kanak-kanak. Aku diantar oleh orangtua yang sangat membanggakanku, Bapa dan Mama. Aku duduk diantara mereka, dan menghadap sebuah meja yang dipenuhi oleh tatanan kertas-kertas dan file menumpuk. Disamping kanan terdapat sebuah vas dan bunganya yg indah, dan ada sebuah foto yang didalamnya terdapat seorang wanita yang ada didepanku saat itu, seorang pria sebayanya, dua orang anak perempuan, dan seorang anak laki-laki yang sebaya denganku.
Kedua orangtuaku akrab bercakap dengan wanita paruh baya itu. Mereka memang sudah saling mengenal cukup lama dan akrab. Itu karena kakaku memang belajar di ditempat yang sama dengankudan diajari oleh wanita paruh baya yang ada dihadapanku. Sehingga dulu ketika mama mengantar A Opan, kakaku. Mama sering bercakap dengan guru-guru termasuk wanita paruh baya didepanku. Aku sedikit mengingat sepertinya, alaupun ketika aku menemani mama untuk menunggui A opan bersekolah sampai pulang.
Oh ternyata wanita paruh baya yang ada dihadapanku. itu adalah pemilik yayasan taman kanak-kanak Al Munawar sekaligus kepala sekolah. Aku memahaminya ketika orangtuaku dan dia bercakap, walaupun kadang aku tak mengerti apa yang mereka obrolkan haha. Aku memanggilnya Bu Kokom. Dia cantik, kulitnya putih, ramah, baik, memakai kerudung yang sangat panjang, pakaian serta rok panjang yang dia gunakan membuatku mengira kalau dia seorang wanita yang anggun, sholeh, dan baik.
“Namanya siapa?” tanya Bu Kokom kepadaku.
Aku hanya tersenyum malu ketika aku ditanya wanita itu sambil melihat Mama dan Bapaku. Kemudian Mama menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Bu Kokom.
“Shinta Wulan Anggraeni” saut mama sambil menatapku.
“bagus sekali namanya cantik” Bu Kokom kembali melihatku sambil tersenyum lucu melihat sikapku yang sangat pemalu. Kemudian Bu Kokom menulis pada sebuah kertas sambil menanyakan beberapa pertanyaan kepada Bapa dan Mamaku. Mungkin itu berkas pendaftaran.
“Mau dipanggil apa sayang nanti dikelas?” tanya Bu Kokom sambil menatapku.
Kali ini aku tidak diam aku tiba tiba meyebutkan sebuah kata
“Wulan, aku mau dipanggil Wulan.” Sambil tersenyum menatap mama dan bapaku.
Kemudian Mama berkata “Ko Wulan? Kenapa nggak shinta? Kamu dipanggil Dede malah dirumah?” Mama membredeliku dengan banyak pertanyaan itu sambil tertaa kepada Bapa. Dan seketika mereka bertiga tertaa semua.
“Aku pingin dipanggil Wulan, biar lebih keren. Sudah banyak orang kan yang panggil aku Shinta, Dede, atau De Shinta? Aku pngin sesuatu yang baru. Boleh kan Pa? “ ucapku polos. Bahkan sekarangpun aku baru berfikir. Aku tak mengerti kenapa aku waktu itu ingin dipanggil Wulan hahaha.
“tentu boleh” sahut Bapaku sambil membelai hangat rambutku. Kemudian aku tersenyum sambil menatap Bu Kokom.
“oke deh kalau gitu,Wulan yah?” ucap Bu Kokomsambil tersenyum dan aku fikir dia juga masih sedikit tertawa lucu sambil menatapku untuk meyakinkan. Dan saat itu aku hanya mengangguk dan tersenyum puas serta yakin.
Ya, itu kisah ketika Taman kanak-kanak nama panggilanku Wulan. Dirumah aku dipanggil Dede. Eh tapi jangan fikir aku anak bungsu. Aku bahkan punya tiga orang adik. Satu perempuan dan dua laki-laki. Jadi dulu itu aku sangat manja, dan mungkin aku fikir memang mama hanya ingin memiliki dua sampai tiga orang anak. Tapi Allah begitu mempercayai kedua orangtuaku hingga memberi mereka lima orang anak hahaha. Sedangkan semasa sekolah dasar sampai sekarang kebanyakan orang memanggilku dengan nama depanku, shinta.
***
II. Aku dan segala anugrah-Nya
Bicara masalah phisikly,aku punya postur tubuh yang relatif kurus dan sedikit pendek. Hahaha aku masih menyebutnya sedikit pendek, karna aku fikir aku tidak terlalu pendek apalagi bila dibadingkan dengan wanita Indonesia.
Aku sendiri bingung kadang ada yang bilang aku tinggi ada yang bilang sangat pendek. 160 cm untuk seorang wanita tidak terlalu pendek kan? Hahaha what ever you say about me, aku tetap bersyukur dan merasa bangga dengan yang Allah anugrahkan kepadaku :D. Dengan hidung khas orang sunda? You know what thats mean? Haha yah, tidak mancung, tapi aku masi beruntung hidungku juga tidak terlalu pesek. Jadi yah masih keliatan cantik ko hihi. Anugrah lain yang Allah berikan kepadaku adalah bola mata yang indah.
Banyak orang menyukai indra penglihatan yang aku miliki, mereka bilang “eye beautiful” hihi sedikit mebuatku geer sebenarnya. Aku cuma bisa menucap syukur atas apa yang allah ciptakan dan berikan kepadaku. Bibir mungil, sebagian orang bilang begitu kepadaku. Tapi yang jelas, semua orang pasti bilang kalau aku ini “cameuh” haha aku tidak tau cameuh dalam bahasa indonesia yang baik dan benar itu apa. Semua orang yang mengenalku pasti mengatakan hal itu kepadaku.
Hmm bicara masalah bentuk wajah, menurutku bentuk wajahku relatif kotak. Sama persis seperti mamaku tercinta. Bibir yang mungil dan tipis juga membuatku terkadang dijuluki twitty oleh teman-temanku. Beberapa orang bahkan iri dengan anugrah lain yang Allah berikan kepadaku dengan memberikan alis yang indah, yaitu tebal dan saling bersatu. Aku tidak perlu repot-repot menggunakan pensil alis,seperti yang teman-teman wanitaku lakukan. Aku tidak perlu pula memakai bulu mata, karena buli mataku relatif panjang dan tebal. Dan akupun tidak perlu repot-repot memakai eye liner untuk membentuk bola mataku karna bola mataku sudah cukup indah. Rambutku yang halus, lurus dan berwarna coklat kemerahan melengkapi segala anugrah yang Allah berikan kepadaku.
Ya, aku mendeskripsikan diriku sendiri ini agar kalian bisa berimajinasi. Walaupun imajinasi setiap orang itu berbeda apalagi untuk kalian yang belum cukup beruntung mengenal dan bertemu denganku haha :D . Apapun itu aku hanya ingin bermaksud kalian bisa nyaman membaca this story, dan dapat mengenal lebih jauh aku sebelum kalian akan membaca dan megetahui lebih jauh mengenai diriku, kisahku, dan segalanya tentangku :)
III. Family, Power of My Life
The big family. Ya, aku memang terlahir dalam kondisi keluarga yang jumlah anggotanya banyak untuk ukuran zaman sekarang.
Seorang bapak yang tegas, cerdas, bertanggung jawab, supel, pekerja keras, gigih, dan luar biasa banyak hal yang tak bisa diungkapkan. Nama lengkapnya Muhamad Tatang Sumarna. Lahir 47 tahun yang lalu. Warna kulitnya hitam, itu adalah salah satu bukti Beliau merupakan pekerja keras mendapatkan rupiah untuk menghidupi keluarga. Bapak termasuk salah seorang anak yang beruntung dulu karena lahir dalam keluarga yang cukup terpandang. Bapak berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai Diploma 1. Dizaman dulu untuk mencapai gelar diploma 1 sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Sekarang Bapak bekerja sebagai salah satu pewarta pada salah satu majalah di Kota Bandung.
Bapak juga termasuk orang yang senang berbisnis. Mulai dari bisnis hewan qurban, jual beli tanah, jual beli rumah, konveksi, dan masih banyak lagi walaupun aku nilai bisnisnya memang tidak bertahan lama namun bapak adalah orang yang tidak pantang menyerah segala cara dilakukan untuk mencukupi keluarga.
Nah sekarang, bapa sedang “anteng” dengan dunia politik selain pekerjaannya sebagai pencari berita di wilayah kabupaten bandung dan kabupaten bandung barat. Saat ini bapak adalah ketua Dewan Perwakilan Ranting Cipageran Partai NasDem Kota Cimahi. Bapak juga selalu jadi andalan pada di DPD Partai NasDem Kota Cimahi. Tahun 2014 Bapak akan mengikuti pemilihan anggota dewan perwakilan rakyat daerah Kota Cimahi. Semoga Bapak bisa terpilih menjadisalah satu anggota dewan Amin. Bapak memang orang yang bisa dipercaya, selain cerdas, pintar berkomunikasi, berwawasan luas, jujur, pantas saja bapak dihargai banyak orang. Dan aku bangga memiliki ayah seperti Bapak. Aku menyayanginya.
***
Ibu yang berdedikasih tinggi untuk keluarga dengan sejuta kasih sayangnya, dengan semua ketabahannya, dan banyak hal luar biasa yang aku kagumi dari mama, panggilan cintaku padanya.
Mama adalah sosok yang lembut sekali, bahkan sangat sensitif menurutku hihi karena gampang tersentuh hatinya samai menangis. Mama juga cerewet, apalagi kepada anak-anaknya termasuk aku hihi. Mama juga adalah orang yang sering diajak berduel omongan dirumah denganku hihi maksudnya pasti kalau misalnya mama cerewet pasti aku tanggapi. Karena aku juga adalah orang yang cerewet dan tidak mau kalah bila diomongi hihi.
Pernah suatu ketika aku pergi untuk training selama seminggu, dan pergi meninggalkan rumah. Adik-adikku, kaka, dan bapa mengatakan katanya kalau tidak ada teteh (aku) dirumah, mama tidak ada teman duelnya, dan rumah terasa sepi ;D
yaa, tapi aku pikir kecerewetannya itu sangat berarti buat ku dan anak-anak yang lain. Aku beruntung punya mama yang cerewet, karna itu artinya mama sangat menyangiku dan memerhatikanku.
Mama cerewet dalam kebaikanku.karna namanya anak muda pasti ingin mencoba hal yang baru. Aku kadang merasa bangga ketika teman-teman merasa kurang diperhatikan oleh orangtua mereka,karena aku sangat diperhatikan. Bahkan mama termasuk orang paling kepo sedunia kepadaku tentang semua urusanku hahahaha lebay yah? Tapi memang benar ko. Mana ada mama yang rajin periksa handhone anaknya yang sudah berumur 19 tahun pagi dan sore setiap hari.
Mana ada mama yang selalu mengobrak abrik tas anaknya yang sudah punya pacar tiga kali (*eh hahaha) setiap hari. Mana ada mama yang selalu mendengarkan telponan anaknya yang sudah kuliah dengan siapapun itu, pria, wanita, semuaa orang dikepoin hahaha ya karena semua hanya ada di mamaku tercintaaaa :*
Walaupun mama sudah berusia 46 tahun, tapi mama masih sangat energik, masih sangat sangat cantik kulitnya putih, rambutnya hitam lebat. Banyak orag yang mengatakan kalau aku dan mama itu sangaaaaaaaat mirip hehehe, kalian bisa lihat nanti kalau beruntung bisa bertemu aku dan mama yang unik :D
***
Kakakku bernama Muhamad Taufan Rizky lengkapnya, umurnya 22 tahun akhir tahun 2012 ini. dia seorang kaka yang baik, sangat melindungi adik-adiknya, penyayang, walaupun kadang menjadi seorang yang menyebalkan bagiku haha wajarlah mungkin bila adik dan kaka bertengkar kan haha alibi.
Aku fikir kadang kakaku menjadi seorang yang kasar kadang-kadang. Ya mungkin memang lingkungannya begitu heh jadi harus maklum. Kakaku memang mengabdikan dirinya untuk negara, tepatnya seorang polri.
Walaupun kakaku seorang yang sedikit kasar dan menyebalkan terkadang haha, tapi dalam lubuk hatiku yang terdalam aku takut. Aku takut ketika saatnya nanti kakaku menikah, dia akan melupakannku, meluapakan adik-adiknya melupakan keluarga. Aku takut nanti siapa yang akan melindungi lagi selain orang tua? Nanti siapa yang akan menjemputku ketika aku butuh seseorang untuk mengantarku pergi atau pulang. Nanti siapa yang akan aku jadikan tempat curhat dan mencari pendapat selain mama dan bapa?
Aaaaaaaaaah :@@ Aku ketakutan sebenarnya haha. Mungkin beberapa tahun kedepan kakaku akan menikah dengan wanita pilihannya. Ya siap atau tidak aku akan menjalani proses itu, so let it flow shin ;)
***
Aku memiliki 3 orang adik, haha banyak bukan? Yah aku bangga :) adik pertamaku sekarang berusia 13 tahun, dia termasuk anak laki-laki yang bandel sebenarnya. Jauh berbeda dengan kakaku yang pendiam. Dia aktif sekali, bahkan sering aku omeli karena tingkahnya yang membuat jengkel dan menggangguku. Dia tidak mau diatur, malas tapi sebenarnya dia itu anak yang cerdas. Dia mudah menangkap, menerima, menghapal apa yang dia lihat dan pelajari. Dia banyak akal haha karena kebandelannya sering membuat alasan yang tidak jelas dan cerdik. Bila sudah memiliki keinginanya maka keinginannya harus dipenuhi. Muhamad Guntur Sukma Ramadhan namanya.
***
Adikku yang kedua seorang perempuan, sianak botol. Dulu adiku lahir prematur, badannya sebesar botol air mineral. Alhamdulilah sampai saat ini usianya menginjak 10 tahun, dia sekarang menjadi anak peremuan yang aktif mengaji dimasjid selain aktivitasnya di sekolah. Badannya relatif kecil sebenarnya, tetapi saat ini dia sedang sangat memiliki nafsu makan yang banyak.
Dalam sehari dia bisa menghabiskan 6 piring makan haha dan sekarang badannya “semok” hihi. Dia termasuk anak yang rajin, tai mungkin untuk saat ini agak lambat dalam merespon dan menerima materi untuk dipelajari. Tapi adikku Syifa Maharani, bagaimanapun dia. Dia adalah satu-satunya adik peremuanku dan aku menyayanginya.
***
Adikku yang terakhir, namanya Muhamad Teguh Bintang pamungkas. Kalian tau? Dulu aku memanggilnya dengan sebutan Bintang, karena aku fikir itu adalah nama yang keren.
Sewaktu di SMP aku memiliki seorang teman laki-laki bernama Bintang, orangnya keren, tampan, pintar, pintar bermain gitar dan bernyanyi, anak band, dan menjadi famous boy sewaktu disekolah. Aku fikir bila aku memanggilnya bintang dia akan sekeren bintang teman SMP ku hahaha. Tapi ternyata, adikku yang bontot ini lebih senang dipanggil Teguh. Dia anak yang sangat cerdas. Aku bilang sangat karena di usianya yang 5 tahun, dia sudah mengetahui bayak hal. Emberdaharaan kata-katanya sudah melebihi anak seusianya.
Kata-katanya kadang seperti orang dewasa yang menasehati. Kami sekeluargapun tak mengerti dari mana dia mendapatkan pemikiran seperti itu hahaha apa karena menonton televisi atau mungkin dia meresapi setiap pembicaraan orang tua? Haha entahlah wallahualam:)
***
IV. cerita masa kecilku
Well, seingatku dulu ketika sekolah dasar, waktu itu aku kelas lima. Aku adalah salah seorang orang yang cukup famous sepertinya. Aku dulu di sekolah punya genk andalan. Aku, Wida, dan Melly. Kami bertiga selalu menjadi juara kelas 3 besar dari kelas satu sampai kelas enam ya yang berbeda kami rolling diantara tiga peringkat itu.
Hal lain yang membuat genk kami terkenal adalah sepertinya kami paling gaya dikelas haha. Kalian tau kenapa aku tertawa? Karna aku fikir itu menggelikan mengingat masa-masa sekolah dasar kami menjadi the most fashionable.
Ketika anak sekolah dasar biasa memakai sepatu sport biasa atau sepatu tali yang standar digunakan oleh anak sekolah. Kami selalu memakai pantopel yang keren da blink-blink haha geli bukan? Kami selalu tampil paling wah, tidak mau kalah gaya seperti di televisi. Apa yang baru dan sedang trend kami harus lebih memilikinya dibandingkan teman-teman yang lain.
Kalian masih ingat tamaghoci? Ya itu menjadi barang yang sangat trend ketika aku SD. Kami berlomba-lomba memilikinya dan paling canggih haha aku masih ingat sampai aku selalu merengek untuk diikuti semua keinginanku.
***
Ngomong-ngomong masalah Wida dan Melly. Sekarang Wida adalah seorang mahasiswi Institute Teknologi Bandung, disana dia mendapatkan beasiswa. Sesuatu yang luar biasa menurutku. Dia memang orang yang cerdas. Hebatnya, dia juga sudah memiliki seorang tunangan. diusia kami saat ini, dia sangat dewasa dengan urusan cinta, menuntut ilmu dan hobinya di dunia paskibra. Amazing. Sedangkan Melly, sekarang menjadi seorang mahasiswi Universitas Padjajaran. Dia berbisnis juga. Nah, sekarang kalian percaya kan kalau kami bukan genk sembarangan? Hihihi
***
Untuk masalah prestasi, aku termasuk anak yang stabil dan baik. Alhamdulilah, allah memberkatiku dengan sahabat-sahabat yang baik dan prestasiku yang cukup baik. Aku sering mengikuti lomba, seerti membaca cepat, mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia. But I will close my eye if I see mathematic lesson :p
***
Oh yah, aku memiliki kisah yang tidak akan aku lupakan sepertinya. Bagaimana tidak, kejadian itu membuat aku frustasi sepertinya karena aku tidak mau sekolah sekian lama dan takut untuk bersekolah.
Waktu itu kelas 5, nama guruku Ibu Sofi. Saat itu beliau menyuruh murid-muridnya termasuk aku untuk menuliskan siapa guru yang paling favorit, dan siapa yang ingin menjadi guru kami apabila tidak ada Ibu Sofi. Waktu itu aku menulis Ibu Ai, beliau memang guru favoritku, bahkan teman-teman yang lain. Bagaimana tidak beliau bisa menjadi guru favorit, ya karena beliau guru yang baik, ramah, bila menjelaskan mata pelajaran kami dapat mengerti dengan baik karena penyampaiannya yang baik dan menyenangkan, selain itu beliau juga cantik, perfect bukan?
Yaaa kita kembali lagi ke cerita tentang saat Bu Sofi menyuruhku menuliskan nama guru favoritku. Aku fikir saat itu tidak akan terjadi apa-apa hanya sebatas tugas dari bu sofi dan saat aku menyelesaikan tugasku semuanya selesai seperti semestinya. Tapi tidak, keesokan harinya Bu Sofi tiba-tiba mengatakan bahwa bila siapapun yang tidak menuliskan dirinya sebagai guru favorit, maka kami boleh memilih untuk pindah kelas dan memilih guru favorit kami sendiri.
Dan aku yang memilih Bu Ai, diperintahnya untuk pindah kelas. Aku menangis saat itu, karena aku harus diperintah pindah ke kelas dua agar bisa bersama Bu Ai. Sampai kami pulangpun Bu Sofi tetap kekeh agar aku pindah ke kelas Bu Ai. Sampai saat ini aku tidak mengerti mengapa saat itu Bu Sofi melakukan hal itu. Saat itu aku sudah meminta maaf. Tetapi tidak berarti sepertinya.
Aku pulang kerumah sambil menangis, mamaku menanyakan ada apa dan kenapa kepadaku. Aku menjelaskan seperti apa. Sepertinya mamaku juga bingung, kenapa Bu Sofi bertindak seperti itu. Seharian itu aku tidak mau makan karena menangis. Sampai bapaku pulang, aku masih menangis dan mengurung diri dikamar. Mungkin karena orang tuaku khawatir, akhirnya Bapa mengatakan akan datang ke sekolah untuk meluruskan masalahnya seperti apa. Ya saat itu aku merasa lebih tenang. Kalian tahu saat itu yang aku fikirkan sampai menangis terus karena aku takut aku akan benar-benar tidak diterima lagi menjadi murid Bu Sofi.
***
Keesokan harinya, Bu Sofi nampak terkejut melihat aku dan orangtuaku datang ke sekolah. Aku masih tetap menangis saat itu sambil memeluk mama. Kemudian tak beberapa lama Bu sofi dan Bapaku berbincang diluar kelas untuk membicarakan baik-baik masalah yang sebenarnya terjadi. Saat itu juga aku masih menjadi pusat perhatian teman-temanku karena aku menangis terus. Merekapun nampak bingung harus bagaimana kepadaku. Dan puluhan menit itu aku lalui dengan tangisan, dan orang yang aku tunggu yaitu Bu Sofi dan Bapaku kembali ke kelas. Kemudian Bu Sofi menghampiriku, aku ketakutan saat itu. Tiba-tiba beliau memegang kepalaku sambil mengusap air mataku.
“Sudah jangan menangis lagi, kamu tetap dikelas ini. Maafkan ibu ya sayang” sambil tersenyum kepadaku Bu Sofi mengatakan itu.Aku yang tadinya tertunduk dan menangis, kemudian setelah mendengar kata-kata itu aku mengangkat kepala dan mengusap air mataku seraya berkata “benar Bu? Aku minta maaf ya ibu. Ibu tetap mejadi guruku dikelas ini. maaf ya bu” sambil menangis aku berkata itu dan memeluk Bu Sofi saat itu.
Ya, itu sepenggal kisahku ketika Sekolah Dasar yang sampai saat ini usiaku mengijak 19 tahun tidak bisa aku lupakan dan masih benar-benar tergores persis di memori otakku.
V. Monkey Love :D
Sebenarnya aku pun tak tahu pasti kapan aku jatuh cinta untuk pertama kalinya. Apa rasa suka itu termasuk jatuh cinta? Akupun sulit mendefinisikan dan membedakannya antara suka, cinta, atau apapun itu haha.
Pertama kali aku menyukai lawan jenis ketika masih TK sepertinya. kalian ingat ketika diawal aku sempat menjelaskan Bu Kokom sebagai Kepala Sekolah TK ku dulu. Ya, aku meyukai anaknya yang memang kebetulan satu kelas denganku ketika TK. Namanya Alvin, dia putih, alisnya tebal berwarna hitam, pintar, dan tampan pastinya haha. Tapi itu mungkin cinta monyet.
Aku selalu tersipu malu ketika bila kakaku A Opan mengejekku tentang Alvin dahulu. Dan semenjak aku lulus di TK, aku tidak tahu kemana Alvin dan bagaimana sekarang Alvin hahaha. Satu yang pasti semoga dia tetap menjadi orang yang baik, orang yang bisa membahagiakan orangtuanya. Dan sometime mungkin kita bisa bertemu. Tapi bukan maksudku untuk berniat ingin mendekatinya dan melanjutka cinta kecilku yag tertunda yah haha, just to know
Semasa sekolah dasar, cintaku berlabuh kepada seorang pria keturunan Jawa, putih, dan agak pendiam hihi Dimas namanya. Tapi, aku tidak pernah bilang kepada siapapun kalau aku sebenarnya menyukainya. Kepada Mamapun aku tidak bilang, tapi sepertinya Mama tahu aku ada rasa sama Dimas waktu itu sepertinya. karena aku selalu salah tingkah bila ditanya mengenai Dimas haha.
Dimas itu orang yang baik, tetapi dulu ketika SD, aku melampiaskan rasa sukaku dengan mengejeknya. Aku selalu saling ejek dengannya. Mulai masalah orang tua, sampai masalah sikap dan penampilan. Sampai saat ini sepertinya Dimas tidak tahu aku pernah menyukainya dulu, dan aku tidak tahu sekarang dia kuliah dimana, dan mungkin dia juga sudah memiliki pacar sama sepertiku sekarang. Ya bagaimanapun Dimas dan dimanapun semoga dia baik-baik saja.
***
Pernah mendengar terasi Ohim? Orang yang pernah menjadi bagian ceritaku dulu tapi bukan anak dari juragan yang punya pabrik terasi Ohim hahaha tapi nama panggilannya memang Ohim. Kalau tidak salah nama aslinya Abdurahman Rahim. Kalian tau kenapa aku bilang kalau tidak salah? Itu karena selama aku hidup dan bernafas di dunia ini (haha sorry lebay) belum pernah berbincang dengannya.
Mungkin kalian bertanya lalu kenapa aku menuliskan tentang Ohim di bagian cerita About Love? Itu karena pada awalnya, ketika Sekolah Dasar kelas lima kalau tidak salah. Sekolahku memang relatif tidak luas. Dan dalam suatu lingkungan sekolah bangunan, terdapat dua Sekolah Dasar Negeri yang berbeda. Ada SDN Cibuntu IV dan SDN Holis Utara I. Aku adalah murid Sekolah Dasar Cibuntu IV, dan Ohim adalah murid Sekolah Dasar Holis Utara.
Kami sama-sama setingkat, yaitu kelas lima. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar menyukaiku waktu itu. Satu yang pasti, saat itu teman-temannya selalu mengejekku dan Ohim. Teman-temannya selalu bilang kalau Ohim menyukaiku. Tapi Ohim selalu nampak terlihat malu-malu. Sedangkan aku saat itu selalu menolak dan marah apabila diejek masalah Ohim.
Sebenarnya saat itu aku kegeeran haha, tapi karena aku masih kecil dan tidak mengerti apa-apa. Ohim itu lumayan tampan menurutku, kulitnya putih, matanya kecil, rambutnya coklat. Itu ketika Ohim masih SD, tapi sekarang siapa yang tau kan bagaimana haha. Mungkin saja sekarang Ohim menjadi orang yang tampan dan keren sekali atau mungkin sebaliknya kan haha. Ohim oh Ohim :D
***
Pria hitam manis, gendut, tinggi, dan humoris. Ini dia A Senna, kaka kelas semasa Sdku seangkatan dengan kakaku. Dia juga pria yang mengisi cerita cintaku semasa Sekolah Dasar. A sena itu selalu menggodaku. Guyonannya yag lucu dan membuat geer itu yang membuatku tersipu malu. Aku juga tidak pernah tau dimana dia sekarang. Apakah masih menjadi pria hitam manis gendut yang menyenangkan? Yaa aku harap begitu, karna menurutku pria yang menyenangkan itu pasti sangat mengasyikan untuk diajak pergi dan tidak membosankan. Walaupun secara phisikly agak kurang, mungkin bisa menjadi something plus untuk A Senna kan?
***
VI. this really my story love
Cerita cintaku semasa taman kanak-kanak dan sekolah dasar mungkin tidak pernah aku anggap menjadi sesuatu yang serius. Itu karena diantaran kisah-kisah diatas yang benar-benar membuatku terngiang dan teringat tentang mereka.
Setiawan, apakah dia orang yang setia? Tidak menjadi suatu jaminan toh orang yang bernama setiawan akan menjadi orang yang setia. Waktu itu aku kelas delapan. Awal pertemuan dan perkenalan dengan setiawan itu ketika ulangan umum semester. Memang peraturan dari pihak sekolah ketika ulangan semesteran untuk kelas delapan disatu kelaskan dengan kelas tujuh. Aku fikir itu tidak akan berpengaruh untukku, dan aku tidak berfikiran apa-apa hanya benar-benar fokus dengan menghapal untuk ulangan umum dengan SKS (sistem kebut semalam) hahaha.
Ya, hari pertama memasuki ulangan umum aku sudah percaya diri dengan semua yang aku persiapkan semalaman untuk belajar. Aku mencari tempat duduk dan aku sesuaikan dengan nomer peserta ujianku. Ketika aku sudah menemukan nomer yang cocok dengannku, aku melihat seorang pria duduk disebelah bangku ujianku. Pria tinggi, hitam manis, bersih, dan murah senyum, namun terlihat dari gayanya terlihat Setiawan itu orang yang mungkin agak sedikit nakal. Aku tidak berfikiran apa-apa saat itu, yang penting aku mendapatkan tempat duduk dan segera akan membuka catatanku sebelum bel masuk dimulai.
Senyuman pertama aku berikan sebelum aku duduk dan menggeserka bangku. Dan senyumannku dibalas olehnya, dan dia juga kembali membuka-buka catatan mata pelajarannya. Kami tidak saling mehiraukan dan sibuk dengan dunia kami masing-masing haha.
Hari kedua ulangan umum seperti biasa aku sudah mempersiapkan diriku sebelumnya. Dan dia (Setiawan) sudah stand by dengan buku catatannya seperti kemarin. Tapi kali ini dia bertanya kepadaku sekaligus menyapaku untuk pertama kalinya haha.
“teteh rumah dimana?” katanya sambil tersenyum ramah.
“ Aku?” sambil terkejut dan heran.
“ Iya atuh siapa lagi” katanya sambil tersenyum meringis karena mungkin menurutnya pertanyaannku adalah pertanyaan ambigu dan bodoh haha.
“ Oooooooh aku, di Holis, kenapa?” tanyaku sambil tersenyum karena malu.
“ Gak apa-apa, Cuma nanya aja. Dan teteh datengnya kan siang aja udah dua hari.” Katanya sambil sedikit menyindir dengan lirikan matanya yang tajam. Tapi tidak setajam silet :p
“ Hahahaha” aku hanya tersenyum dan meliriknya lagi. Kalian tau kenapa aku hanya tersenyum? Itu karena memang kebiasaan burukku adalah orang yang “sedikit ngaret”, tukang telat juga sampai sekarang sudah menjadi mahasiswi hihihi.
Obrolan kami berhenti karena memang bel tanda ujian akan dimulai, aku dan dia kemudian segera mempersiapkan segala kebutuhan untuk Ujian. Mulai dari alat tulis, kartu peserta ujian, dan media untuk mencontek kalau-kalau nanti urgent dibutuhkan #hahaha uuuups.
Kemudian ujian berlanjut ke mata pelajaran kedua yang akan diujiankan. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya dan biasa. Ketika jam ujian masih terisisa satu jam lagi kurang lebih. Nampak si pria hitam manis ini telah selesai mengerjakan semua soalnya. Tapi aku tidak tau, dia selesai memang karena dapat menyelesaikan semua soal dengan mudah, dia malas mengerjakan karena pusing dan tidak mengerti bagaimana cara mengerjakannya, atau mungkin dia punya alasan lain? Ya saat itu aku tidak tau. Dan akupun tidak menanyakannya, karena aku fikir itu bukan urusannku kan. Tetapi aku hanya sedikit merasa aneh dengan si bocah ini, karena dari wajahnya itu tidak tercermin keseriusan dan wajah orang cerdas hahaha :p
Aku masih mengerjakan semua soal dan sibuk mencari bantuan sana-sini untuk mengisi semua lembar jawabannku. Tapi aku agak sedikit risih dengan tingkah laku bocah ini. selama kurang lebih sejam dia terus memperhatikanku. Tangan dan wajahnya dia tidurkan menyamping kepada meja, dan terus memperhatikan gerak gerikku dan semua yang aku lakukan. Aku saat itu sebenarnya sadar kalau si bocah ini terus memperhatikanku, tapi aku hanya pura-pura tidak tahu saja. Yang ada difikirannku saat itu, kenapa bocah disebelahku ini ???
Ya keesokan harinya sekaligus hari ketiga ulangan umum aku sudah siap mengerjakan semua soal yang akan menghadangku haha. Nah urusan si bocah hitam manis, pagi-pagi dia sudah senyum-senyum sendiri kepadaku. Aku membalasnya, ya aku lumayan banyak berbincang pagi ini dengannya. Bahkan istirahatpun kami berbincang walaupun mungkin hanya candaan-candaan. Dia meminta nomer handphoneku. Aku bingung saat itu, sebenarnya aku enggan memberikannya tapii aku tidak tahan melihat matanya yang seakan-akan benar-benar mendapatkan beberapa angka ponselku. Dan akhirnya aku memberikannya dan berharap semoga tidak ada apa-apa. Tapi you know what?
Dia mengirim pesan singkat kepadaku terus menerus. Aku mulai sadar mungkin dia memang berniat mendekatiku. Sejak saat itu aku mulai menghindar darinya. Bila dikelas aku tidak terlalu menanggapi semua pertanyaan da candaannya. Aku mulai risih. Saat itu aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Karna dalam fikiranku saat itupun belum ada fikiran untuk pacaran, belum pernah ada. Walaupun beberapa temanku sudah memiliki pacar, tapi aku belum tergoda untuk mencobanya saat itu.
Singkat cerita, ulangan umum berakhir. Aku sedikit lega karena tidak akan bertemu dan satu tempat duduk dengan bocah nekat si Setiawan hahaha. Tapiiiiiiiii, dia belum berhenti mengirim pesan singkat kepadaku. Sampai akhirnya aku bercerita kepada mama tentang hal ini. tentunya sebagai orang tua, mama sangat mendukung dengan apa yang aku lakukan kepada Setiawan. Aku diberi masukan untuk menolak Setiawan halus-halus melalui SMS. Karna saat itu posisinya Setiawan memang nekat menyatakan cinta dan menyukaiku walaupun lewat sms.
Saran yang mama beri aku lakukan. Sebenarnya saat itu aku deg-degan haha. aku takut melukai hatinya walaupun kita masih sangat muda. Ya, yang aku takuti memang benar-benar terjadi. Dia akhirnya tidak pernah membalas semua smsku yang panjang dan bertele-tele yang pada intinya itu padahal aku menolaknya. Ya mungkin dia memang marah dan kecewa kepadaku. Tapi mau bagaimana lagi kan aku tidak punya pilihan. Aku pasrah saat itu walaupun sebenarnya ada ketakutan tersendiri.
Sesekali aku bertemu dengannya di sekolah, dia nampak berbeda dan menghindariku. Aku semakin merasa tidak enak kepadanya. Yang aku fikirkan saat itu. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan dan jelaskan kepadanya supaya dia mengerti.
Hmmmm, sampai akhirnya beberapa minggu terakhir aku tidak pernah melihatnya disekolah. Aku tidak harus menghindar bila melewati kelasnya sebenarnya ada perasaan lega, tapi disisi lai aku juga ingin tahu. Kemana dia pergi. Aku tidak tahu dan aku tidak mungkin bisa menanyakan kepada temannya.
Sampai akhirnya, aku tahu. Saat itu upacara bendera hari senin. Seperti biasa aku lewati tanpa beban karena aku sudah sedikit lupa tentang dimana sekarang Setiawan. Ketika bagian pengumuman, bagian kesiswaan memberikan pengumuman yang sangat mengejutkan bagi kami siswa-siswinya terutama aku.
“ya anak-anak, salah satu dari kita ada yang berbuat tidak patut dicontoh. Setiawan, kelas delapan B. Dia sudah beberapa minggu ini sering bolos sekolah. Padahal menurut keterangan orang tuanya dia selalu berangkat dari rumah pagi-pagi selayaknya kalian disini. Kemudian dia sering meginggalkan kelas secara tiba-tiba. Dan parahnya saat ini, sudah tiga hari ini dia tidak pulang kerumah dan tidak masuk sekolah. Apabila diantara kalian ada yang tahu keberadaan Setiawan, tolong segera beri tahu saya. orangtuanya mencari.
Dan satu hal yang penting, kalian tidak boleh mencontoh perilaku tidak terpuji seperti itu. .......................”
Dan masih panjang nasihat yang diberi bagian kesiswaan itu yang pada intinya itu adalah menasehati. Aku tidak mendengarkannya. Aku hanya tertegun dan berputar otak. “
Apa yang dilakukan bocah itu? Bukankah dia orang yang baik dan pendiam ketika aku pertama kali berkenalan dengannya? Ada apa dengannya? Apa ini karena salahku juga? Ya Allah dimanapun dia semoga cepat disadarkan dan selalu dilindungimu” itu yang aku fikirkan sepanjang hari.
Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk mengobrol dengan teman kelasnya. Aku kenal baik dengan beberapa teman kelasnya. Yang menjadi masalah saat kemarin kenapa aku tidak pernah mencoba bertanya adalah takut ketika aku bertanya. Teman-temannya malah bertanya sinis kepadaku. Karena kenapa aku menolaknya saat itu beberapa temannya tahu bahwa setiawan menyukaiku, dan mereka juga tahu kalau aku menolaknya.
“hai, ngomong-ngomong kenapa sih dia?” kataku sambil mencoba tersenyum akrab dan watados (wajah tak berdosa) hahaha.
“Siapa? Setiawan?” kata Fitri sambil membals senyumku walaupun dia nampak tidak menyambut baiak kehadirannku saat itu.
“Tentu Setiawan, kenapa sih dia? Kenapa bisa berubah? Bukannkah dia orang yang pendiam?” kataku bagaikan seorang wartawan yang memiliki banyak pertanyaan dalam otakku dan ingin segera tahu.
Awalnya Fitri menghela nafas, dan akhirnya dia berbicara “ hmmmmm sudah berapa orang ya yang menanyakan hal yang sama seperti teteh sama aku hahaha sudah banyak sekali sambil tersenyum sinis.
“Sebenarnya menurut pendapatku, meurut pendapatku loh teh. Maaf ya sebelumnya. Itu semua karena teteh. Aku tahu Setiawan suka kan sama teteh? Sebagian dikelas juga pada tahu ko. Dan teteh nolak dia kan?” katanya sambil menatapku.
“hmmmmm iya” sambil tertunduk dan merasa tidak enak saat itu.
“dia berubah aneh sejak setelah ulangan umum. Dia jadi sering nongkrong bersama anak-anak berandalan yang suka pada nongkrong di Jalan Budi deket Radio Lita. Tau kan teh? Nah kita juga agak ngerasa aneh sama dia sejak saat itu. Awalnya kami fikir da sering kami candai karena dia sedang patah hati dan cinta bertepuk sebelah tangan. Tapi dia hanya diam saat itu. Dan dia mulai sering pergi ketika jam pelajaran. Dia sering bolos. Penampilannya sudah mulai berantakan. Kalau teteh tau dia selalu rapi kan? Bajunya waktu itu jadi sengaja dia keluarkan. Kita sebagai teman hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Karna kita juga ka ga punya hak buat ngelarang dia dan nasehatin dia. Mending dinasehatin dia diem. Lah ini malah marah-marah? Kan males jadinya teh” Kata fitri sambil meyakinkanku.
“ Ya ampuuuun, fit sebenernya aku bingung. Aku ga enak sama Setiawan. Tapi gimana kan aku juga ga bisa nerima dia. Sekarang kalau dia gitu gara-gara aku. Aku nyesel banget dan gatau harus gimana sekarang.” Kataku sambil tertunduk.
“hmm fit, makasih yah ceritanya. Aku harus masuk kelas. Makasih banget loh. Semoga dia baik-baik aja ya. Dan tolong kabarin yah kalau ada apa-apa sama Setiawan.” Kataku sambil agak terburu-buru karena memang sudah bel masuk setelah tadi istirahat.
“hahahah okey teh, amin. Eh tapi kok teteh mau tau banget dan kenapa masih kaya care gitu sih? Hahaha” fitri menggodaku.
“ah dasar kamu, ya kan sebagai temen masa iya ga boleh sih. Udah yah aku masuk kelas dulu” sambil aku tersenyum dan pergi meninggalkan koridor kelas Fitri.
Beberapa minggu berlalu tidak ada kabar apapun tentang Setiawan. Sampai suatu saat aku melihat Setiawan sedang didepan kelasnya dan berbincang dengan teman-temannya.
“oh dia ternyata sudah masuk sekolah yah? semoga tidak lagi melakukan hal yang aneh. Dan semoga dia sudah memaafkanku bila dia memang merasa kalau aku meyakitinya dan mengecewakannya. Aku bakal berusaha menghindari kamu. Dan semoga kamu baik-baik saja.” Kataku dalam hati sambil kemudian pergi kembali ke kelas. Sebelumnya aku akan ke kantin bersama teman-teman. Memang kebetulan untuk ke kantin harus melewati kelasnya.
Sejak saat itu aku berusaha menghidarinya disekolah. Bukan apa-apa, menurutku itu yang terbaik untukku dan untuknya :)
***
Sekian waktu berlalu, lima tahun aku dan setiawa akhirnya memang tidak pernah bertatap muka apalagi berbincang. Sepertinya dia sudah berubah lebih baik dari pada kabar keberadalannya seperti lima tahun dulu ya walaupun semuanya tidak sama seperti pertama kali aku mengenalnya, dia tetap sosok yang berbeda untukku. Dan siapa sangka aku bertemu dengannya. Waktu itu aku dan keluargaku memang sengaja ingin berwisata kuliner malam minggu. Aku lupa bulannya, yang pasti pertengahan tahun 2012.
Aku dan keluargaku memilih tempat tongkrongan di daerah Cimahi tepatnya dekat dengan Jl. Ganda Wijaya. Sebenarnya itu adalah tempat berkumpulnya anak muda. Namun, aku sekeluarga makan dekat mobil kami sehingga tidak ikut bergabung di tempat yang telah disediakan hahaha. Aku sedang memesan beberapa makanan dan minuman.
Saat itu aku acuh dan tidak peduli siapa orang-orang yang ada di sekitarku. Aku hanya ingin cepat megambil pesananku, karena aku cukup risih dengan keadaan saat itu yang sangat ribut karena tertawaan para anak muda yang sedang berkumpul. Ketika aku secara refleks menoleh ke kanan saat itu, aku tertegun kaget karena aku melihat sosok yang aku kenal. Sosok yang selama lima tahun selalu aku hindari. Sosok yang lima tahun lalu sempat membuatku merasa sangat bersalah. Ya, dia Setiawan. Dia sedang berkumpul dengan teman-temannya dan termasuk pasangannya. Dia juga menatapku sama seperti aku.
“Hai, Shinta kan?” tanyanya duluan kepadaku didepan teman-teman dan pasanganya.
“i i i iyaaa, Setiawan?” kataku agak gugup dan malu.
“wow, apa kabar? Lama yah gak ketemu. Putihan yah kamu sekarang, dan makin cantik hahaha” katanya sambil kemudian berdiri menghampiriku.
“baik, hahaha kamu bisa aja. Kamu apa kabar?” kataku semakin nervous karena dia aka meghampiriku.
“baik,kamu sama siapa kesini? Pacar yah?” katanya yang saat itu posisinya benar-benar didepanku.
“nggak ko,aku sama keluarga. Tuh lagi pada di mobil semua. Aku lagi gak ada pacar lagian sekarang” kataku sambil menunjuk ke arah keluargaku.
Sebenarnya dalam hatiku bingung, apa yang dia fikirkan. Dia menghampiriku didepa pacarnya. Apa dia tidak menghargai perasaan pacarnya itu? Dasar bodoh haha dalam hatiku aku berbicara seperti itu.
“eh kamu sama temen-temen yah? Ciyee sama pacar juga?” kataku sambil berusaha menenangkan diri agar tidak terlihat salah tingkah.
“iya nih hehe” katanya sambil garuk kepala dan kami berdua tersenyum melihat teman-temannya termasuk pacarnya yang cemberut hahaha.
Dasar bodoh, pacar mana yang tidak aka cemburu. Kalau pacarnya tiba-tiba menghampiri perempuan hahaha.
“hmm ngomong-ngomong maaf ya kalau aku pernah bikin kamu sakit hati. Aku sebenernya gak pernah bermaksuuuudd . . .”
“Neng ini pesanannya” tiba-tiba suara seorang pelayan itu membuyarkan obrolan kami. Dan dia juga memotong pembicaraanku dengan Setiawan yang padahal itu adalah obrolan penting menurutku.
“ya sudahlah, ga usah dibahas. Aku juga udah lupa ko. Woles shinta” katanya sambil menatapku tajam. Tatapan itu sama seperti aku pertama kali berkenalan dengannya.
“hmm okey, kamu baik-baik yah. Dan semoga langgeng sama pacarnya yang disana. Titip salam dari aku. Dan ngomong-ngomong hmmmm dia agak mirip sepertiku yah? Hahahaha” kataku sambil mengajak dia bercanda da merapikan pesanan makananku.
“emaaaaang hahaha, makasih ya shin” katanya sambil tertawa juga.
“iya sama-sama. Aku kesana dulu yah. Bye” kataku sambil melaju pergi untuk megantarkan pesanana makanan untuk keluarga tercintaku.
“iya shin, bye and see you next time hahahaha” katanya sambil terus memperhatikanku dari tempat tadi kami mengobrol sambil tersenyum manis.
Itu terakhir kali aku bertemunya. Dia baik. Dan aku bersyukur :)
Good Boy
Dan akhirnya aku benar-benar merasakan pacaran. Dia Fajar Darussalam. Orang pertama yang resmi menjadi pacarku. Setelah sebelumnya aku selalu tunduk patuh kepada orang tua kalau aku ini tidak boleh pacaran.
Untuk saat itu, aku juga sebenarnya tidak mengerti mengapa aku berani menentang orang tuaku. Waktu itu aku kelas dua sekolah menengah kejuruan. Aku sangat nyaman dengan segala anugrah yang Allah berikan saat itu. Teman dikelas yang begitu solid dan saling perhatian. Teman ekstra kulikuler yang selalu membuatku merasa memiliki keluarga kedua disekolah. Keluarga yang selalu menjadi penopang hidupku. Dan segala hal luar biasa yang mungkin aku tidak menyadarinya kalau itu adalah sebuah anugrah.
Saat itu facebook sangat digandrungi oleh anak muda. Termasuk aku. Sesuatu hal harus diposting difacebook. Perasaan, keadaa, situasi, dan banyak hal yang mungkin tidak penting aku share menjadi sebuah status hahaha. Saat itu mind setnya kita harus punya banyak teman di facebook. Itu artinya facebook kita laku dan seru. Orang yang tidak dikenal pun diundang pertemananya haha. aku masih ingat waktu itu, betapa gengsinya bila diantara kami tidak suka online facebook berarti tidak gaul :p
Semua orang yang mengajak pertemanan aku terima. Tanpa melihat siapa dia sebenarnya. Semua yang mengajak chatting aku layani karena memang saat itu buatku menjadi kasyikan tersendiri mengenal berbagai orang walaupun tidak bertemu. Saat itu ada seorang pria,teman seangkatanku disekolah begitu rajin mengirim pesan da memposting di wall Facebookku. Awalnya aku kira itu bukan sesuatu yang berarti. Hanya ia memang ingin berteman denganku tanpa ada maksud lain. Aku juga membalas seperlunya. Yang aku tahu, dia teman seangkatanku di sekolah, mengikuti ekstra kulikuler Patroli Keamanan Sekolah, jurusan Kontrol Proses, rumahnnya dibatujajar, dan dia adalah teman dari salah satu sahabatku di kelas bernama Citra. Cuma itu dan bukan sesuatu yang spesial.
Tetapi, Citra suatu waktu berkata kepadaku kalau Fajar sebenarnya menyukaiku. Fajar melihatku pertama kali ketika open house dies natalis sekolah kami, aku menjadi guide. Dan saat itu aku adalah orang yang menjelaskan tentang jurusanku kepadanya. Ketika cerita citra berakhir, aku hanya diam dan mencoba mengingat tentang Fajar.
“hah fajar suka sm aku yah??? Yang mana sih anaknya? Pantesan di facebook rajin banget kirim pesan ke aku. Hmmmm cuco’ gak ya hahahaha” aku berbicara dalam hati sambil sedikit tersenyum. Dan aku hanya mengatakan okey tanpa meneruskan pembicaraan aku dengan Citra karena takut salah da sebenarnya bingung mau cerita apa hehehe.
Sejak saat itu aku jadi lebih sering berkirim pesan dengan Fajar di facebook. Tapi karena aku memang masih tidak mengerti dan kekanak-kanakan jadi kami kadang begitu sering bekomunikasi, kadang juga lost contact dan sibuk dengan urusan kami masing-masing. Yah aku waktu itu tidak begitu serius menaggapi fajar karena aku juga tidak begitu ingin memiliki pacar. Ya walaupun aku sering disebut cupu oleh teman-temannku hahaha.
Setelah kurang lebih enam bulan. Kami masih saja menjalaniya dengan santai denga fajar haha tai beberapa minggu terakhir fajar lebih sering mengubungiku. Kami bertukar nomer telpon.
One time Fajar memberanikan diri untuk mengajakku pergi. Aku sebenarnya ingin. Karena aku belum pernah pergi bersama laki-laki berdua haha. ya aku sangat membujuk kedua orang tuaku untuk mengijinkannku pergi berdua dengan fajar. Sampai-sampai aku berani berbohong kepada orang tuaku. Aku bilang pergi berbarengan dengan teman-teman lain. Bukan hanya fajar. Aku sempat bercerita tentang Fajar sebelumnya kepada kedua orangtuaku. Sampai perjuangan yang panjang aku diijinkan haha.
Tempat yang kami kunjungi saat itu adalah kawah putih ciwidey. Jauh sekali bukan? Kami menggunakan motor saat itu. Dan menurutku suasana dating pertama saat itu tidak begitu mengasyikan. Karena hujan dan relatif “garing”. Waktu itu aku hanya ingin cepat pulang. Ya aku tidak tahu kenapa aku haha. sebenarnyaaku tidak terlalu menyukainya,dia begitu serius dan cenderung membosannkan. Waktu itu sebenarnya aku hanya ingin mencoba bagaimana rasanya memiliki pacar. Sampai akhirnya sebulan setelah itu, aku benar-bear berpacaran dengannya.
Awalnya aku back street dari keluarga. Karena aku memang belum boleh pacaran. Fajar baik sekali. Dia mengantarku dan menjemputku setiap hari ke sekolah. Mama mulai curiga kepadaku. Orang tuaku mulai tau kalau aku dan fajar itu bukan hanya teman. Tapi aku tetap hanya mengatakan kalau Fajar itu temannku semuanya aman terkendali hehe.
Namun suatu hari setelah aku beberapa bulan menjalani dengan Fajar. Kakaku mengetahuinya lewat facebook. Ya, aku dan fajar memang mencantumkan hubungan kami. Aku tidak bisa mengelak. Sepulang sekolah aku benar-benar dimarahi. Aku dinasehati. Aku tidak bisa apa-apa. Aku hanya diam dan menangis dikamar. Tidak mau makan dan tidak mau bicara. Aku bingung saat itu.aku benar-benar dimusuhi oleh keluargaku. Sampai aku di sekolah, mataku bengkak karena habis menangis semalaman. Aku bercerita kepada teman-temanku sambil menangis. Mereka bilang tenang saja, itu hanya awalnya. Ada akhirnya orang tua akan mengalah dan mengijinkanku untuk berpacaran. Aku hanya takut kalau aku benar-benar dimusuhi. Apa aku memutuskan Fajar secepatnya? Itu yang aku fikirkan saat itu.
Sepulang sekolah akhirnya aku tahu, apa yang teman-temannku katakan memang benar. orang tuaku kembali baik hati. mereka akhirnya membolehkan aku pacaran. Dengan berbagai syarat diantaranya sekolahku tidak boleh terganggu karena pacaran. Nilaiku tidak boleh turun karena pacaran. Aku tidak boleh sering main. Aku dan fajar cukup bertemu di sekolah. Pacaran tidak boleh berlebihan. Tidak boleh melakuka hal yang aneh. Masih banyak syarat sebenarnya. Yaaa pada intinya aku tahu kalau mereka seperti itu karena takut terjadi apa-apa kepadaku. Aku sangat mengerti. Situasi seperti ini setidaknya membuatku lega.
***
Tak terasa aku dan fajar sudah sepuluh bulan pacaran. Fajar baik sekali. Dia benar-benar sangat menyayangiku. Kami sangat jarang bertengkar. Kalaupun bertengkar itu bukan karena hal yang penting. Dia juga begitu romantis. Di satu bulan pacaran, fajar sudah memberikan surprise untukku. dan untuk pertama kalinya aku benar-benar merasa beruntung dan istimewa. Awalnya aku memang hanya ingin mencoba pacaran ketika dengan Fajar. Namum karena segala kebaikan dan ketulusannya aku juga menyayanginya. Selama kami berpacaran, tidak pernah adanya perslingkuhan. Kami begitu saling setia. Aku berprinsip feed back itu ada. Atau kasarnya. Karma itu ada. Aku selalu berusaha berbuat baik kepada semua orang agar mereka juga berbuat baik kepadaku.
Ketika usia pacaran kita sepuluh bulan itu, aku tiba-tiba ingin berbuat konyol. Aku ingin mencoba test seberapa besar setianya dia. Aku membeli nomer baru untuk mengirim sms kepada fajar dengan berpura-pura kalau aku ini adalah adik kelas yang menggemarinya. Konyol bukan? Tapi anehnya Fajar percaya dan terjebak dalam permainanku. Aku kecewa sebenarnya. Fajar juga merespon semua sms-sms palsu yang aku kirimkan. Aaah aku benar-benar tidak menyangka. Sampai akhirnya aku benar-benar ingin mengakhiri semua permainan yang aku buat sendiri. aku yang palsu mengajak bertemu dengan Fajar. Fajar menyetujuinya. Aku benar-benar menjebaknya.
“cari siapa? Orang yang fans sama kamu yah? Hahahah” kataku sambil tertawa sinis.
“e e e nggaaa ko, itu kamu?” katanya sangat terkejut.
“iya kenapa? Hahaha ga nyangka yah? Aku juga sama koga nyangka sama kamu bisa kaya gitu!” kataku dengan nada yang tinggi. Saat itu kami bertengkar di koridor sekolah.
“maafin aku, aku ga maksud apa-apa ko.” Katanya sambil memperlihatkan muka penyesalannya.
“oh iya gak apa-apa ko. Kita putus yah. Dan bukan urusan aku juga kan? Bye aku pulang yah desi udah nungguin di depan ga enak.” Kataku sambil pergi meninggalkan koridor.
Ingin rasanya meluapkan segala emosi. Tapi aku harus menahannya. Ini di sekolah. Jangan mempermalukan diri sendiri.
“heeey tunggu . . .” katanya sambil mengejarku.
Aku terus menuju parkiran motor tanpa menghiraukan dia. Aku marah. Akuhanya ingin cepat mengambil sepeda motorku dan pulang. Tapi dia terus mengejarku. Ketika aku akan menjalankan motor. Fajar menghalangiku sudah seperti di sinetron.
“ayo tabrak aja, maafin aku” katanya nekat.
“hey, gak usah lebay yah. Keseringan nonton sinetron sih kamu! Minggir cepet!” kataku membentaknya.
Dia hanya diam dan mengoceh, meminta maaf dan segala macam rayuan. Aku hanya ingin pulang saat itu. Aku kemudian cepat-cepat mengirim sms kepada desi untuk membantuku. aku ingin pulang. aku menghubungi Desi agar menyadarkan Fajar yang sedang gila karena terus mengoceh dan menghalangi aku dan motorku untuk pergi.
Desi datang, dia kaget melihat Fajar senekat itu. Untungnya tidak banyak orang saat itu di parkiran. Aku bisa malu setengah mati bila orang-orang tau.
“des, tolong dog biar fajar minggir dan kita bisa pulang kan” kataku sambil kesal.
Desi kemudian memberikan pengertian kepada Fajar. Aku tidak tahu apa yang dikatakan Desi kepada Fajar. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin segera pergi dari tempat itu. Dan Desi berhasil aku bisa pulang.
Sepanjang jalan aku tidak banyak berkomentar. Aku lega saat itu sudah meluapkan emosi. Saat itu aku ingin cepat ke kamar dan rebahan.
Sesampainya dirumah. Aku langsung ke kamar dan memejamkan mata. Aku ingin tidur untuk setidaknya melupakan kejadian tadi. Aku penjamkan mata tetapi tidak tidur fikiranku berputar kemana-mana saat itu.
“de, makan dulu atuh” suara mamaku dari depan kamarku.
“iya nanti, pusing mah.” Kataku sambil terus menutup wajahku dengan bantal.
“kamu kenapa?” tanya mama.
Sepertinya mama sudah tahu, ada sesuatu dengannku.
“gak apa-apa” kataku malas menjawab.
“hhhmmmmmm ya udah, nanti makan sama minum obat yah” katanya terdengar dari suaranya nampak khawatir dan mencoba mengerti kalau aku tidak mau diganggu.
“iya mah” kataku sambil terus memejamkan mata.
Aku tidak merasa lapar saat itu, padahal aku belum makan. Mungkin aku sudah kenyang ketika tadi aku memarah Fajar hahaha. Aku juga masih lengkap menggunakan seragam putih abuku, aku malas menggantinya. Aku tidak peduli.
“de . . .” suara mama kembali terdengar setelah sejam lebih yang lalu mama memanggilku untuk makan.
“apa sih, nanti aja makan. Ngantuk, pengen tidur.” Kataku sambil sedikit kesal.
“yeh siapa yang mau nyuruh makan. Itu ada fajar di depan rumah.” Kata mamaku terus sepertinya ingin tahu apa yang sedang aku lakukan di dalam kamar.
“ fajar???? Suruh pulang aja. Males ketemu. Ngantuk pengen tidur.” Kataku sambil bernada tinggi.
“kasian atuh de,bener suruh pulang?” kata mamaku merasa aneh.
“iya, udah ga usah banyak nanya atuh bilangin aja gitu. Biar pulang. Selesai kan?” kataku bertambah kesal kepada mama.
“iya” mamaku langsung pergi dari depan kamar sepertinya.
Fajar nekat juga datang kerumah. Parah tuh orang. Mama sepertinya juga jadi akan tahu kenapa aku berdiam dikamar pasti sebentar lagi Mama akan datang ke kamar dan ingin diceritakan dan ingin tahu juga ada apa yang sebenarnya terjadi.
“de buka atuh pintunya, fajar udah pulang.” Kata mama sambil mengetuk pintu.
Apa yang aku fikirkan benar terjadi kan dalam hati hahaha.
iya bentar” kataku kemudian membukakan pintu kamarku.
Dan akhirnya aku bercerita kepada mama apa yang terjadi. Mama memberikan masukan akhirnya kepadaku. Mama memberikan nasihat untukku. aku harus seperti apa dan bagaimana. Ya aku sedikit tenang.
Besoknya, aku tidak masuk sekolah. Aku memang merasa tak enak badan. Dan aku pergi ke dokter bersama Mama.
Teman-temanku banyak yang mengirimkan sms kepadaku. Mungkin karena Desi menceritakan kepada anak-anak apa yang terjadi kemarin. Ah aku fikir,dia begitu ember sampai dibuat sebuah kisah dan pasti dia share ke anak-anak. Maluuu :@@
Tapi ya sudahlah biarkan. Aku juga membuat status yang terus menerus marah-marah. Jadi mungkin mereka juga tahu dari sana. Sebenarnya fajar juga terus menghubungiku. Meminta maaf da lain-lain. Namun aku tidak membalas dan merespon. Aku hanya membalasnya dengan apa yang diperintahkan oleh Mama.
iya aku udah maafin, tenang aja lagi. Kamu ga usah merasa bersalah. Aku juga udah gak apa-apa kok. Tapi ya udahlah kita sekarang temenan dulu aja ya. Itu mungkin lebih baik :)
Itu sms terakhir yang aku kirimkan setelah kejadian itu.
Setelah aku sakit, aku masuk sekolah dan aku berusaha untuk menjalaninya degan biasa. Dan tidak terjadi apa-apa. Aku tidak sering bertemu dengan fajar di sekolah. Kami juga saling menjaga perasaab kami. Dengan begitu mungkin akan lebih baik. Seiring waktu, semuanya akan kembali normal. Aku yakin itu. Kejadian kemarin ya sudahlah, tidak usah menjadi hal yang terus difikirkan. Itu yang aku yakini saat itu.
Selama kurang lebih empat bulan hubunganku dan fajar berjalan baik-baik saja. Tetapi dalam konteks pertemanan sejauh itu. Fajar benar-benar orang yang sangat baik. Setiap hari selama kami berteman, dia terus meminta maaf kepadaku. Padahal aku sudah memaafkannya. Tapi sepertinya dia merasa begitu bersalah kepadaku.
Fajar setiap pagi mengirimi sms puisi kepadaku. Fajar setiap hari mengirimi aku surat. Fajar setiap hari mengirimi aku origami. Walaupun bukan sesuatu yang mahal. Tetapi satu hal yang salut dari kepribadiannya adalah daya juangnnya yang tinggi. Dia adalah orang yang pantang menyerah, bertanggung jawab, pintar, supel, dan sangat baik. Aku kagum sebenarnya kepada kepribadiannya yang luar biasa kecuali sifatnya yang tidak bisa mengontrol emosi. Semua suratnya masih ada dan aku simpa di sebuah binder. Origami yang dia berika tersimpan dalam dus. Tapi semua barang itu tidak aku siman dikamar saat ini, karena aku sudah bukan bersamanya. Aku sangat menghargai sebuah komitmen.
Saat itu aku salut kepada Fajar karena perjuangannya. Aku bingung sebenarnya. Sampai saat itu aku sudah merasakan sesuatu yang berbeda bersama Fajar. Aku sudah tidak mencintainya. Aku bingung dia begitu baik kepadaku. Tapi aku tidak bisa membalas semua kebaikan dan cintanya. Apa aku harus berpura-pura mencintainya? Dan seiring waktu nantinya cinta akan mengikutinya. Saat itu fikiranku seperti itu. Aku masih dilema, apa yang harus aku lakukan yang terbaik untukku dan untuknya.
Hari ulang tahunnya tiba. Aku menyiapkan surprise kecil-kecilan dirumahku dengan hadiah sebuah jaket dan sebuah cake ulang tahun. Dia begitu senang. Aku sudah menyangka, pasti dia akan mengajak aku untuk kembali di moment itu. Aku kebingungan. Matanya begitu berbinar, berharap jawabannya adalah ya.
Dan aku menjawab ya aku mau kembali berpacaran dengannya. Aku membohonginya. Dia begitu terlihat bahagia. Aku berdosa telah membohonginya. Tapi segala perjuangannya yang luar biasa adalah sesuatu yang bisa membuatku untuk berkata ya walaupun tidak sama dengan isi hatiku.
Aku jalani dengan segala kehampaan hati. Aku fikir seiring berjalannya waktu aku akan mendapatkan cinta kembali seperti dulu. Tapi aku salah. Aku tidak mendapatkannya. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak tega mengatakan yang sebenarnya kepada Fajar.
Ya usia pacaran kami yag kedua sudah memasuki sebulan lebih. Aku masih tabah menjalaninya. Kami sebentar lagi akan berpisah. Kami akan mengerjakan tugas Praktek Kerja Lapangan. Aku akan magang di Global TV Jakarta. Fajar akan magang di perusahaan instrumentasi di Purwakarta. aku pergi magang terlebih dahulu dibandingkan Fajar.
Aku masih ingat ketika aku akan pergi ke Jakarta dia begitu setia menungguku di sekolah untuk sekedar melihat aku berangkat, untuk sekedar melihat aku terakhir kali sebelum kami berbulan-bulan tidak akan bertemu. Dia benar-benar pria yang sangat baik. Aku sangat menghargainya walaupun aku tidak mencintainya, tetapi aku berusaha.
Hampir dua bulan aku dan Fajar berpisah karena harus melaksanakan praktik kerja industri. Kami berbeda kota. Tetapi komunikasi kami selalu berjalan. Walaupun intensitasnya tidak sesering ketika kami disekolah. Karena kami sudah mulai sibuk dengan job desk masing-masing di tempat kami praktik kerja industri. Ketika itu pula aku benar-benar merasakan kalau aku memang sudah tak memiliki perasaan apa-apa untuk Fajar.
Di tempat praktik kerja lapangan aku bahkan bertemu dengan orang lain yang membuatku kagum kepadanya. Bukan cinta, tapi hanya sebuah rasa ketertartarikan. Tapi aku punya Fajar. Bagaimana dengan statusku ini? sekuat apapun aku menolak dan tidak mau. Aku tetap pacar dari Fajar. Orang yang sangat baik, orang yang tulus mencintaiku, orang yang sabar dan sangaaat mengerti segala kekurangannku. Tapi apa aku akan terus berbohong dengan perasaan ini? sampai kapan? Itu perasaa yang terus menghantuiku.
Sampai akhirnya, sebulan aku terus berfikir untuk memutuskan. Hidup adalah pilihan. Aku berniat memang mengatakan hal yang jujurkepada Fajar. Kalau aku sudah tak mencintainnya. Walaupun itu menyakitkan. Tapi aku harus mengatakannya. Aku tidak bisa terus bohong dan dzalim kepada diriku sendiri khususnya fajar yang sangat baik kepadaku. Aku harus kuat, aku harus bisa. Akhirnya, suatu waktu ketika aku bertelepon dengan Fajar. Aku mengatakan dengan halus apa yang aku rasakan saat itu. Aku berusaha untuk tidak menyakitinya dan dia dapat mengerti. Sudah keduga dia pasti tidak akan terima dengan keputusanku. Dia tidak ingin kami putus. Dia ingin diberi waktu untuk merubah semuanya. Agar perasaanku bisa berubah kepadanya. Tapi aku tetap kekeh dengan keyakinanku. Aku yakin kalau perpisahan adalah jalan yang terbaik. Untuk Fajar, dia begitu baik kepadaku, aku merasa tidak pantas untuknya.
Dia menangis dan terus mengatakan kalau dia tidak mau. Tapi aku tetap kekeh. Sampai kami terus bertelefon tiga jam lamanya. Aku tetap kekeh. Tapi Fajar yang baik hati itu akhirnya mengalah. Untuk saat ini dia setuju tapi dia tidak mau kehilangan komunikasi denganku. Dia yakin kalau dia bisa merubah semuanya. Dan merubah keadaannya supaya aku mau kembali padanya. Aku hanya mengiyakan, dan setidaknya sedikit lega. Apa yang harus aku sampaikan sudah aku sampaikan. Walaupun pasti menyakitinya. Aku tau, aku salah.
Dua minggu aku resmi putus dengan Fajar. Tapi kami tidak pernah putus komunikasi. Fajar selalu mengatakan kalau dia masih sangat mencintaiku. Tapi aku selalu berusaha mengalihkan topik bahasan dengan alibi aku sedang malas untuk membahas itu.
he just my brother
Disisi lain, aku semakin bebas untuk berhubungan dengan siapa saja. Karena aku fikir saat itu statusku sudah sendiri. aku dekat dengan karyawan Global TV. Sebut saja namanya Yuda. Dia baik sekali. Walaupun usia kami berbeda 12 tahun. Tapi tahukah kalian aku begitu merasa nyaman dekatnya.
Dia begitu dewasa membuatku benar-benar semakin tertarik untuk mengenalnya. Kami beberapa kali pergi makan keluar sepulang kerja. Dia bahkan mengajakku untuk kerumahnya. Saat itu aku kaget dan tentu saja aku menolaknya. Teman-temanku bilang aku gila. Aku dekat dengan om-om. Tapi aku tak peduli. Dia begitu baik dan aku pun tak mengerti aku ingin sekali mengenal dia lebih jauh.
Sampai akhirnya aku tau. Ternyata dia seorang duda dengan satu anak. Dia dulu pernah dikhianati oleh mantan istrinya. Matan istrinya main gila dengan temannya dirumah ketika dia sedang bekerja. Tapi tiba-tiba Yuda merasakan kalau dia ingin pulang. Dan terkuak semua kebohongan itu akhirnya. Dia menceritakan itu semua kepadaku.
“wooooow, aku fikir cerita itu hanya ada di sinetron. Begitu gila yang dilakukan istrinya. Untuk ditabahkan Mas Yuda” itu yang aku kataka didalam hati setelah tau yang sebenarnya. Aku langsung terdiam saat itu dan tertunduk. Kemudian sesaat aku melihatnyada bilang
“sabar ya mas” sambil berusaha tersenyum penuh makna dengan tujuan agar bisa menguatkannya dan kemudian kembali melihat jalanan Jakarta di malam hari.
“kamu ilfeel ya sekarang sama aku de?” tanyanya sambil tersenyum melihatku dan tetap menyetir mobil.
“a a ah nggak ko.aku Cuma lagi mikir. Segitu teganya ya mantan istrinya Mas Yuda sampai seperti itu. Aku salut sama Mas Yuda malah.” Kataku sambil menepuk pundaknya dengan maksud agar dia bisa lebih kuat.
“ah gak apa-apa kok. Ya udah sekarang kita ga usah bahas itu lagi. Mau makan dimana? Dari tadi kita sudah putar-putar hahaha. Bensinku habis.” Katanya sambil mencairka suasana.
“di Chitos aja ya mas yang deket kostan aku. Biar cepet pulang hehe.”
“okey” katanya sambil tersenyum da kembali menyetir.
Ketika kami turun dari mobil dan mencari tempat maka yang enak memang beberapa orang memperhatikan kami. Bukan hal yang aneh bagiku karena aku sudah beberapa kali jalan dengannya dan dilihat orang seperti orang aneh. Mungkin mereka fikir. Anak bocah jalan dengan om-om haha. tapi setidaknya stelannya tidak seperti orang tua. Dia saat itu menggunakan kaos, celana, dan sepatu, lengkap dengan topinya aku tidak malu saat itu jalan dengannya. Setelah makan, aku langsung diantarkan pulang oleh Mas Yuda. Dan setiba di kostan, aku mulai berfikir
“Gila apa yah aku jalan sama duda anak satu? Hmmm mungkin aku harus lebih berhati-hati. Maksudku aku cukup mengaggapnya cukup sebagai seorang kakak saja. Aku bisa dimarahi habis-habisan kalau keluargaku tau hahaha” kataku terus memikirkan hal itu sejak aku tahu cerita yang sebenarnya. Satu hal yang pasti aku harus terus membatasi bahakan mengurangi rasa ketertarikanku kepadanya. Walaupun dia tampan, baik, hmmm da bermobil hahaha matre. Tapi sepertinya aku tidak mungkin terus begini. Cukup sebagai seorang kakak dan tidak lebih.
Sejak saat itu intensitas bertemu antara aku dan Mas Yuda memang semakin jarang. Karena aku ingin menjaga jarak. Sama seperti komitmenku cukup seorang kaka tidak lebih hehe. Untungnya Mas Yuda cukup mengerti tanpa harus aku jelaskan dan katakan. Dia memang begitu dewasa. Coba kalau dia bukan duda yang sudah beranak satu. Aku pastinya sudah benar-benar jatuh cinta kepadanya hahahaha :D
Sesekali kalau Mas Yuda ke Bandung bahkan kami suka bertemu. Memang akhirnya sebagai seorang adik kakaklah hubungan kami saat ini. Terakhir sebulan yang lalu kami bertemu, dia mengatakan sudah memiliki pacar. Aku hanya meledeknya, aku tidak boleh dilewatkan absennya kalau Mas Yuda menikah yaaaa. Itu yang selalu aku katakan dan semoga Mas Yuda bisa menemukan sosok yang pas untuk dirinya dan untuk anaknya supaya tidak menyakitinya lagi.
between love and lie
Ketika aku sudah tidak dekat dengannya, aku dekat dengan seorang kakak kelasku di sekolah. Kami berbeda empat tahun. Hmmmm pada dasarnya aku memang ingin mencari sosok yang lebih dewasa. Supaya bisa membimbingku dijalan yang lurus hehehe. Ekky Widiyanto, sosok pria yang sebenarnya cukup dewasa dalam menyikapi suatu masalah dan keadaan. Umurnya sama seperti kakakku, bahkan lebih tua dari kakakku. Dia bekerja di Jakarta tetapi asalnya dari Purwakarta. Dia memiliki badan yang bagus, tinggi berisi, aku menyukai orang yang memiliki badan seperti itu. Walaupun secara wajah tidak lebih baik dari Fajar dan Mas Yuda hehehe. Tapi badannya keren banget haha dan aku suka banget banget :D
Kami berkenalan melalui Facebook. Dia mengikuti informasiku selama tujuh bulan terakhir. Namun tidak pernah aku respo karena aku fikir mungkin Kang Ekky saat itu hanya iseng. Sampai akhirnya suatu waktu aku membuat status di Facebook
Bener-bener butuh refreshing, tapi cuma bisa diem dikostan @Kebagusan Jakarta Selatan
Dia memang sering comment statusku. Tapi tidak pernah aku respon sebelumnya kalaupun aku membalas, mungkin hanya seperlunya saja hahaha kasian dia.
Ayo sepedaan yo di Monas :)
Dia berkomentar itu di statusku. Tiba-tiba aku berfikir tentangnya, dari dulu itu dia sering berkomentar di semua statusku, dia sering mengirimkan pesan, dan kami pernah chatting sebelumnya. Aku tiba-tiba ingin mengirimkan pesan kepadanya. Niatku supaya bisa pergi jalan-jalan keliling di Jakarta hahaha. Karena aku terkadang harus pergi sendiri, teman-teman satu sekolahku juga mereka sibuk dengan job desk masing-masing.
Singkat cerita kami sudah banyak membahas tempat main dan cukup mengenal setidaknya melalui Facebook. Kami kemudian bertukar nomer telepon. Ya agar memudahkan komunikasi kita saat itu. Lucunya, ketika pertama kali dia menghubungiku melalui SMS, ada kejadian aneh saat itu.
“hey ini Shinta kan?” itu sms pertama yang dia kirimkan.
Aku tidak membalasnya. Aku fikir sms itu adalah sms dari orang iseng. Kemudian dia kembali mengirimkan sms
“Shinta?”
Karena aku merasa terganggu, akhirnya aku membalas sms darinya.
“iya siapa?”
Dia kemudian membalas “ini ekky”
Ekky mana?
Dia tidak membalas lagi, akupun tak peduli. Kebetulan saat itu aktivitasku memang sedang padat dengan pekerjaanku sebagai anak magang.
Keesokan harinya ketika aktivitasku tidak padat, aku iseng membuka handphoneku. Dan aku tiba-tiba teringat dengan sms yag berasal dari ekky. Aku baru ingat kalau beberapa hari yang lalu aku chatting denga kakak kelasku yang bernama Ekky dan aku memberikan nomer teleponku. Aku baru berfikir mungkin sms kemarin berasal Kang Ekky kakak kelasku. Akhirnya aku berinisiatif untuk mengirimkan sms terlebih dahulu kepada Kang Ekky. Aku meminta maaf kepadanya kemarin malam aku tidak merespon smsnya. Diapun akhirnya memaklumi dan kami menjadi sering berkomunikasi. Sampai akhirnya kami bersepakat untuk pergi main. Tempat pertama yang aku kunjungi dengannya sekaligus dating pertama adalah Grand Indonesia.
Untuk pertama kalinya aku mengunjungi tempat itu. Tempat yang berada dekat sekali dengan Bundaran HI. Tempat yang mewah, dan sangat mengasyikan. Aku menonton Film Harry Potters yang seri terakhir saat itu.
Aku masih ingat jelas, kami begitu canggung. Aku tidak tahu kenapa aku. Tapi saat itu yang aku rasakan bahwa aku cukup tertarik padanya. Aku menyukai orang yang dewasa. Ia cukup dewasa. Aku menyukai orang yang penampilanya rapi dan pastinya tidak malu bila diajak jalan hehehe, dia cukup stylist sebagai seorang laki-laki. Aku suka orang yang royal, hahaha itu pasti apalagiaku tipe orang yang senang jalan-jalan dan belanja jadi saat bertemu orang seperti Kang Ekky yang juga suka jalan-jalan aku beruntung sekali.
Aku tidak tahu kenapa saat itu aku sangat tertarik kepadanya sampai aku pulang ke kostan dan bercerita kepada teman-teman mengenai first dating aku sangat bersemangat dan aku mengatakan kalau aku menyukainya kepada teman-temanku di kostan.
Aku tak mengerti denganku saat itu, setelah satu minggu pertemuan itu aku masih sangat ingat pertama kali kami bertemu itu tanggal enam Agustus 2012 pas sekali dengan moment ulang tahunnya. Satu minggu setelahnya tanggal 14 Agustus 2012 kami sudah berpacaran.
Begitu cepatnya aku merasa kalau aku jatuh cinta padanya. Teman-temanku juga heran kenapa aku begitu cepat menerimanya. Apalagi fajar, dia bahkan menuduhku telah selingkuh dengan Kang Ekky ketika aku masih berpacaran dengannya. Aku bersumpah bahkan padanya kalau aku tidak selingkuh. Fajar nampak sakit hati dan sangat kecewa kepadaku.
Dia membuat status di facebook yang mencerminkan kalau dia sangat sakit hati kepadaku. Aku sangat tidak enak hati kepada Fajar. Tapi aku harus tegar dan pasrah serta jangan terpancing emosi kataku saat itu. Aku yang memutuskan semua jalannku hingga bisa seperti ini. Jadi aku harus tanggung semua resikonya.
***
Cerita lain ketika aku sudah berpacaran dengan Kang Ekky, ternyata disinilah penderitaanku selama 5 bulan dimulai. Kalian tahu? Selama aku berpacaran dengannya, banyak hal yang membuatku kecewa, sakit hati, intinya lebih banyak hal yang membuatku menangis sedih dari pada aku merasa senang ketika aku berpacaran dengannya.
Ketika semuanya baru berjalan dua hari, aku dikagetkan dengan seorang wanita yang menerorku di Facebook dan memarahiku. Vivit namanya. Dia mengaku sebagai pacar Ekky, aku disebut wanita pengganggu, tolol, dan lain sebagainya yang membuatku sakit hati. Aku menangis saat itu aku baru saja memulai segalanya dengan Ekky belum gena 24 jam dengannya tapi hal seperti ini sudah menimpaku? Aku sangat kecewa. Saat itu juga aku langsung menkonfirmasi kepada Ekky apa yang sebenarnya terjadi. Apa aku ini memang hanya seorang selir hati? Aku habis-habis bertanya kepada Ekky yang sebenarnya sambil menangis ketika di telepon. Ekky mengelak ia beralibi kalau Vivit itu mantan pacarnya dan dia dari dulu memang selalu mengganggu hubungannya ketika ia sudah dekat dengan seorang wanita lain. Menurutnya Vivit sakit hati kepadanya sehingga berbuat itu kepadanya.
Bodohnya aku aku percaya semua alibi yang diceritakan kepadaku. Aku benar-benar mempercayai Ekky. Entah mengapa aku sangat percaya kalau Ekky adalah pria yang baik dan tidak mungkin berbuat itu. Apalagi dari wajahnya yang sendu dan pendiam tidak menampakan kalau dia itu lelaki pembohong. Aku tidak menghiraukan semua ocehan Vivit di Facebook.
Aku bahkan memblokirnya seperti apa yang diperintahkan ekky saat itu. Sebenarnya berulang kali aku mendapatkan teror dari Vivit da teman-temannya. Aku masih sangat memercayai Ekky karna aku sangat menghargai Ekky dan aku yakin dia tidak akan membohongiku.
Saat ulang tahunku yang ke 18, aku masih di Jakarta sebagai seorang anak magang. Dan Ekky bekerja di Jakarta juga. Untuk urusan karir, dia memang cukup baik. Dia seorang staff HRD di sebuah perusahaan properti besar yaitu Agung Podomoro Group. Dia juga masih kuliah kelas karyawan di UPI YAI Jakarta. Itu juga salah satu yang membuatku sangat tertarik padanya. Kembali lagi ke ulang tahunnku hehe, ketika usia pacaran kami baru satu minggu. Dia sudah membuatku sangat jatuh cinta. Dia membuat surprise party di Restoran Jepang di sebuah Mall di Jakarta yaitu Pejaten Village.
Dia kemudian mentraktir semua teman-temanku dan membayarkan nonton juga. Aku makin mencintainya saat itu. Walaupun kami baru seminggu pacaran tapi dia sudah rela berkorban banyak uang. Aku yakin saat ulang tahunku itu pasti dia menghabiskan banyak uangnya. Aku sangat bersyukur memiliki pacar seperti Ekky.
Selama kami pacaran sebenarnya banyak sekali keganjilan yang aku rasakan. Ekky suka menghilang tiba-tiba tanpa kabar. Ekky tidak pernah mengajakku bertemu orang tuanya atau keluarganya. Ekky tidak pernah mengajakku ke rumahnya di Bandung atau ke tempat usahanya, Ekky tidak pernah mengajakku bertemu teman-temannya, Ekky terkadang selalu beganti nomer handphone, Terkadang dia tidak pulang ke Bandung dan mengatakan kalau dia sedang banyak pekerjaan dan itu sering, dan aku lupa banyak keganjilan selama kami pacaran.
Aku selalu dibuat resah dan galau olehnya. Aku sampai menelantarkan pekerjaanku karena memikirkannya. Terdengar bodoh bukan? Hahaha iya aku bodoh bisa dibohonginya selama lima bulan dan begitu mencintainya padahal aku sering dilabrak oleh Vivit. Dia sering sekali menerorku selama kami pacaran. Tapi lagi-lagi aku tetap mencintai dan mempercayainya.
Akhir tahun 2012, Ekky datang kerumah dan kami merayakan tahun baru bersama keluargaku. Aku tidak pernah menyangka saat itu moment yang sangat menyedihkan esoknya. Kami membakar jagung bersama keluargaku. Ketika akan tengah malam aku, Ekky, dan keluargaku pergi ke alun-alun Bandung untuk melihat kembang api sekaligus moment indah pergantian tahun. Aku senang sekali bisa berada dekat orang yang aku cinta saat itu. Ketika pulang, kami pergi ke loteng rumahku untuk melihat dan meyalakan kembang api. Disana aku merasakan moment yang sangat romantis. Aku benar-benar merasa tidak ingin mengakhiri malam ini dengannya. Tapi itu hal yang mustahil haha. kemudian karena waktu sudah malam, kami akhirnya tidur dan istirahat.
Keesokan harinya, ketika pagi datang. Ekky bangun terlebih dahulu dibanding aku. Itu karena aku merasa sangat senang semalam. Ketika aku bangun, aku melihat Ekky sudah duduk manis di depan televisi. Kami berbincang sebentar. Kemudian kami bergantia mandi.
Ketika Ekky mandi, aku akan mengambil barang dikamarku. Ketika itu aku melihat tasnya terbuka dan acak-acakan. Aku bermaksud untuk merapikan. Tapi saat itu aku melihat ada tiga buah handphone. Aku kaget. Untuk apa semua handphone ini. Setauku dia hanya memiliki satu buah handphone. Tai saat itu aku belum berfikiran negatif kepadanya.
Dia bilang handphonenya mati karena habis baterai. Aku bermaksud untuk mengisi baterainya agar bisa menyala. Tetapi ketika aku menyalakan semua handphonenya ternyata semua baterainya penuh hanya memang dimatikan sengaja olehnya. Aku iseng melihat isi sms handphonenya untuk pertama kali. Aku fiki tidak akan apa-apa, dia juga sering mengecheck handphoneku. Bagaikan tersambar petir aku melihat banyak sekali sms dari vivit. Mereka begitu mesra. Bagaikan orang yang memang masih pacaran. Vivit yang dia bilang mantan yang dendam kepadanya ternyata semua cerita itu palsu. Selama ini aku dijadikan pacar kedua. Aku menangis saat itu juga. Aku merasa sangat bodoh dibohongi selama ini. yang membuatku makin merasa sakit hati adalah ketika melihat sms terakhir yang berisi
Kenapa tidak jadi kerumah yang? Katanya mau taun baruan dirumah? Aku sama mama udah masak buat ayang.
Jadi tadinya Ekky akan taun baruan kerumahnya? Pantas saja segala keganjilan selama ini. semalam juga Ekky terkadang nampak seperti sedang memikirkan sesuatu. Mungkin Ekky sedang memikirkan si Vivit itu. Aku marah dan sangat emosi saat itu.
Ketika Ekky selesai mandi, aku masih bisa menahan dengan menyuruhnya berganti baju dan membereskan diri. Dengan santainya dia pergi ke kamarku. Kemudian setelah selesai dia kembali menghampiriku di ruang televisi. Aku mengajaknya ke ruang tamu agar tidak terdengar oleh orang tuaku agar semuanya baik-baik saja. Ketika kami sudah mulai santai duduk dia masih saja tersenyum manis kepadaku. Kemudian aku benar-benar marah. Melemparkan semua handphonenya ke tubuhnya kemudian memakinya. aku sudah tidak mau lagi mendengar penjelasannya. Aku fikir sudah cukup segala kebohongannya membuatku kecewa dan menderita. Aku mengusirnya dari rumah dengan kasar. Aku tidak peduli. Aku hanya benar-benar sangat marah saat itu dan sangat membencinya.
Aku menangis semenangisnya dan aku bercerita kepada keluargaku. Mereka juga marah kepada Ekky. Siangnya aku mendapatkan telepon dari seorang pria yang mengaku kakaknya Vivit dan meminta maaf. Aku tidak peduli lagi saat itu. Aku bilang sudah buka urusannku antara Vivit dan Ekky. Terserah aja sambil marah-marah. Aku seharian itu benar-benar menangisi diriku sendiri. Aku diberi nasihat oleh orang tua dan keluargaku tapi semua itu tak mengobati rasa sakit hatiku. Aku mengganti nomer handphoneku agar aku tidak usah berhubungan lagi dengannya. Semua barang darinya aku masukan kardus dan disimpan digudang.
Aku benar-benar ingin move on dan melupakannya. Aku tahu dia menyesal, dia mencariku lewat teman-temanku, dia mencariku lewat teman-temannya yang datang kerumah dan ke tempat aku siaran radio, entah berapa orang temannya yang datang mencariku aku lupa tapi lebih dari tiga orang. Saat itu aku hampir luluh tapi aku harus melupakannya. Aku sudah berkomitmen kepada orangtua dan diriku sendiri.
VII. focus and get my life
Pada akhirnya aku membutuhkan waktu enam bulan untuk melupakannya. Waktu penuh makna dan perjuangan bagiku. Selama itu aku berusaha instropeksi diriku untuk bisa menjadi orang yang lebih baik dan memperbaiki diriku. Berusaha menghilangkan rasa cintaku padanya itu hal yang sulit. Tapi saat itu aku berusaha untuk bisa melupakannya. Aku harus kembali mengatur hidupku yang selama kurang lebih lima bulan berantakan karenanya.
Aku harus cepat menyelesaikan tugas karya tulisku karena aku akan menghadapi sidang karya tulis untuk kelulusanku di Sekolah Menengah Kejuruan. Aku harus menyiapkan diri untuk memasuki bangku kuliah dan test SNMPTN. Aku akan kembali siaran radio,dan belajar lebih profesional. Aku harus fokus, yang pada intinya untuk meniti masa depanku. Membahagiakan orang tuaku. Membahagiakan mereka yang mencintaiku. Menggapai semua cita-citaku. Sampai akhirya aku terus berjuangdan sampai akhir inipun harus terus berjuang tanpa lelah dan melupakan masa lalu yang kelam serta menjadikannya pelajaran berharga :)
Hidupku, aku yang menentukan. Aku yang harus memperjuangkannya sendiri. Saat ini aku adalah seorang mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Aku bangga. Aku bersyukur bisa masuk ke lingkungan ini. Walaupun pada awalnya aku tidak sama sekali berniat memasuki Universitas itu bahkan mungkin mencibir Universitas yang saat ini menjadi tempatku menimba ilmu. Allah memang memberikan yang terbaik kepada hambanya. Allah sangat menyayanngiku, ia ingin agar aku bisa dekat dengannyadan tidak melupaka islam. Aku akui, aku termasuk orang yang cukup jauh dengan agama. Untuk beribadah wajibpun aku masih bermalas-malasan. Oleh karena itu aku sangat bersyukur atas segala karunianya.
Keluarga, adalah motivasi terbesar dalam hidupku. Mama, Bapak, A Opan, Guntur, Syifa, Teguh, dan Nenekku. Orang-orang luar biasa yang ada disampingku. Aku akan membuktikan aku akan membanggakan mereka. Aku akan terus berjuang.
Aku juga saat ini sudah kembali menemukan cintaku kembali. Egi namanya. Aku tidak mau banyak bercerita tentangnya. Dia bekerja pada sebuah perusahaan BUMN di Bandung. Kami sudah menjalani hubungan enam bulan. Semuanya masih baik-baik saja. Aku hanya ingin diberikan segalanya yang terbaik. Termasuk urusan jodoh. Akupun tak tahu Egi itu jodohku atau bukan. Yang pasti saat ini aku mencintainya, diapun begitu.
Semua cita-citaku sudah aku tuliskan. Aku belum bisa tau aku akan menjadi apa nantinya. Aku ingin Allah yang pilihkan yang terbaik untukku. Keinginan sebenarnya banyaaaaaak sekali mulai dari Anchor News, Pegawai pemerintahan, bekerja distasiun televisi nasional, dan masih banyak lagi. Satu yang pasti saat ini aku sedang menjalani prosesnya, dan melakukan segalanya dengan baik. Yang ada aku jalani dengan baik. Setiap kesempatan baik tidak akan aku sia-siakan. Semoga Allah selalu memberikanku yang terbaik dan keberkahannya AMIN :)