Jurnalistik adalah proses membuat informasi dalam hal ini berita dan menyebarluaskannya melalui media massa. Jurnalistik sangat berhubungan erat dengan komunikasi. Karna pada dasarnya seorang wartawan yang melakukan kegiatan jurnalistik tujuannya adalah melakukan komunikasi massa kepada khalayak mengenai berita yang dia buat.
Menurut William I. Gorden keempat fungsi komunikasi adalah komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, komunikasi instrumental, dan komunikasi sosial. Dan yang akan kita soroti bersama adalah peran jurnalistik sebagai kontrol sosial. Sudah jelas menurut William I. Golden, jurnalistik dan komunikasi sosial sangat berhubungan erat.
Bicara masalah jurnalistik, medianya memang bermacam-macam. Mulai dari media cetak yang murah meriah dan memang masih sangat banyak diminati dari zaman dahulu hingga saat ini. Kemudian jurnalistik media televisi yang kebanyakan setiap rumah pasti sudah memiliki Tv karna dengan harga 500 ribu kita sudah bisa memiliki Tv, barang tentu media Tv juga sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi.
Media online yang saat ini mulai menjamur, karna pembuatannya yang relatif mudah dan dapat diakses dengan sangat mudah sehingga mungkin sangat cocok untuk orang yang ingin merintis memiliki sebuah media. Bahkan social media seperti twitter saja sudah bisa menjadi media jurnalistik.
Banyak media online seperti detik.com contohnya menggunakan media twitter juga untuk beritanya, dengan bahasa singkat dan jelas. Strategi yang dibuat oleh detik.com memang terbukti berhasil, hingga saat ini followersnya sudah mencapai ratusan ribu. Berarti itu terbukti masyarakat sangat membutuhkan informasi yang disebarluaskan oleh pelaku jurnalistik.
Kembali lagi ke pembahasan inti mengenai, apakah peran jurnalistik dalam kontrol sosial sangat penting? Tentu penting sekali dan sangat berengaruh. Sadarkah Anda ketika Anda mengetahui kasus penangkapan Raffi Ahmad yang tertangkap basah menggunakan metylon dirumahnya sendiri.
Semua media televisi, media online, media cetak, bahkan di twitter sempat menjadi trading topic mengenai Raffi Ahmad. Semua menjadi tersorot mengenai Raffi Ahmad, bahkan setelah 3 bulan berlalupun dalam media online terkenal, kapanlagi.com sampai saat ini Raffi Ahmad masih menjadi Top News.
Kemudian kasus kecelakaan UJE yang begitu mengejutkan, karna semua media memberitakan dimana-mana UJE pun sama halnya seperti kasus Raffi Ahmad diatas. Sadarkah anda ketika semua media memberitakan mengenai kecelakaan yang dialami UJE itu membuat kita sedikit terlupa mengenai kasus Raffi. Itu artinya memang Media jurnalistik sangat berengaruh terhadap kontrol sosial kita.
Kasus lain selain artis. Hari Tanoesoedibjo adalah Dewan Pakar di Partai Baru NasDem pada awalnya. Iklan mengenai “Restorasi Perubahan” gembar-gembor di beberapa media televisi. Bagaimana tidak? Harry Tanoe merupakan CRO MNC Group.
Berarti media televisi yang dikuasai-Nya adalah MNC TV, RCTI, dan Global TV, belum lagi media online seperti OkeZone.com, media cetak Harian Sindo dan masih banyak lagi media. Surya Paloh adalah Ketua Umum di Partai NasDem, dia memiliki investasi di stasiun televisi Metro Tv.
Dan apa yang terjadi? Setahun kebelakang iklan dan pencitraan Partai Nasdem sangat baik karena berbagai iklan yang baik dan dapat tersampaikan baik kepada masyarakat sehingga mendapatkan ratting yang baik menurut LSI (Lembaga Survey Indonesia).
Tapi itu sebelum tragedi yang menurut Hatta Rajasa Partai NasDem layu sebelum berkembang. Bagaimana tidak? Ketika partai baru ini sudah mendapatkan tempat yang sangat baik dimasyarakat dan bisa lolos dalam PEMILU 2014. Setelah Hari Tanoe keluar, beberapa bulan ini. Tahukan Anda bagaimana ratting Partai NasDem saat ini? Merosot.
Iklan sudah tidak ada di tiga televisi yang dimiliki oleh Harie Tanoe. Karna Surya Paloh hanya sebagai investor di Metro Tv, sehingga iklan di Metro pun tidak begitu dominan. Begitulah akhirnya Partai Nasdem saat ini dengan ratting yang tergolong biasa-biasa saja. Sadarkah anda? Berarti iklan di Tv, pencintraan partai ini, memang sangat berpengaruh untuk sosial dan masyarakat.
Yang terbaru, kasus korupsi impor daging oleh Ketua Umum PKS dan antek-anteknya sudah beberapa bulan bergulir. Dan Selasa kemarin (07/05) Fathanah juga diduga terlibat dengan korupsi impor daging ini dan tak lupa semua “wanita” disampingnya. Media sedang gembar gembor memberitakan kasus korupsi ini.
Dan Rabu siang kemarin (08/05) menangkapan teroris di Cigondewah Hilir, Kabupaten Bandung berhasil dilakukan oleh Densus 88 walaupun dengan proses yang cukup lama karna teroris tidak mau menyerahkan diri.
Apabila anda tahu dan cerdas mungkin saja anda berfikir, apa penangkapan teroris ini bukan pengalihan isu masyarakat yang tadinya fokus dengan kasus korupsi impor daging agar beralih isu kepada kasus penangkaan teroris ini? Entahlah. Yang jelas semoga ini buka strategi dan permainan oknum-oknum tertentu agar kasus korupsi Impor daging terlupakan seperti kasus century yang entah mau dibawa kemana. Sekarang anda semakin sadar kan, bahwa jurnalistik memang sangat berperan dalam kontrol sosial?
ADS HERE !!!